Skip to main content

MENULIS LUKA YANG BERHARGA

Selasa. tanggal 23 Januari 2024 aku bermain bola dan luka. 

Selasa, tanggal 12 Januari 2024 tiga minggu setelahnya, aku baru bisa melepaskan perban lukaku.

Aku sudah sering luka karena bermain sepakbola. Namun, luka kali ini memang luka yang spesial. Awalnya, aku berpikir luka itu luka biasa. Tetapi ternyata ada infeksi sehingga bernanah. Aku akhirnya pergi ke apotik terdekat setelah dua hari luka untuk membeli obat anti septik, kain kassa dan juga betadine.

Setelah dua hari, tepatnya hari Sabtu, 27 Januari 2024, aku merasakan sakit yang semakin tidak nyaman karena lukaku ini. Oleh karena lukaku ini di bagian lutut, aku sulit untuk bisa sujud ketika sholat. Selain itu, lukanya masih basah dan seperti semakin membesar. Oleh karena itu aku memutuskan pulang dari kantor mampir ke Puskesmas tempat BPJSku terdaftar. 

Ternyata, Puskesmas tersebut sudah tutup jam 12 siang. Aku terlambat. Aku disarankan ke puskesmas lain yang buka 24 jam. Tetapi, karena kartu BPJS terdaftar di puskesmas ini, maka aku diberikan saran lain, datang besok hari Minggu saja oleh petugas keamanannya.

Akhirnya, sesuai saran aku datang ke Puskesmas tersebut, hari Minggu pagi. Sedihnya adalah, hari Minggu tidak ada dokter jaga. Ada dokter yang datang ke Puskesmas tersebut, namun bukan dokter umum tetapi sepertinya dokter spesialis lain. Alhasil, aku hanya dibersihkan lukanya sama seperti yang biasa aku lakukan sendiri dan diberikan obat. Selain itu, sang dokter mengatakan untuk kontrol lagi hari Selasa. Namun, satu hal yang lupa dilakukan adalah menutup lukaku dengan perban.

Dampaknya adalah, lukaku tidak ada perubahan berarti, bahkan tampak semakin meluas. Ketika hari Selasa, 30 Januari 2024 aku datang kontrol, barulah aku lukaku diperban. Namun, karena sudah cukup parah, butuh beberapa kali kontrol untuk bisa mengeluarkan seluruh nanah yang ada di lukaku. Butuh berapa banyak obat infeksi, radang, antibiotik dan vitamin yang aku minum. 

Aku sendiri tidak bisa mandi normal karena harus lukaku harus tetap harus kering selama proses penyembuhan. Aku juga tidak bisa sholat seperti biasa, harus menggunakan kursi. Ketika mengendarai motorpun karena nyeri, aku lebih sering meluruskan kaki kananku yang luka. 

Untuk mengurangi aktivitas mengendarai motor, aku harus mengubah jam makanku. Setelah pulang kantor, aku tidak langsung ke kos, tetapi mampir ke warung makan untuk membeli makan dulu. Apalagi saat aku mengalami luka ini, kondisi cuaca Sidoarjo sedang sering hujan di sore hari. Akan sangat repot jika aku keluar lagi setelah pulang kos untuk cari makan, bukan hanya karena resiko basah kena hujan namun karena nyeri ketika menggunakan jas hujan. 

Repot dan ribet menjadi makananku sehari-hari jika mau disimpulkan secara sederhana karena luka ini. 


Well, luka yang tidak diduga ini membawaku bisa "berhenti sejenak" dari rutinitasku selama ini, salah satunya bermain bola. Aku juga akhirnya mau tidak mau harus mempersiapkan obat-obatan P3K untuk menghindari kejadian luka infeksi yang sama. 

Momen yang tidak menyenangkan karena kenyamananku selama ini terganggu. Tetapi karena ketidaknyamanan yang terjadi ini aku bisa melihat hal-hal "baru" yang PERLU aku lihat, seperti soal P3K, soal membersihkan nanah, soal merubah jam makan, serta soal SABAR. 

Sabar untuk menikmati luka dan segala situasi yang harus dihadapi karenanya. Aku bahagia dan menikmati luka hingga akhirnya luka itu sembuh. Luka itu ada memberikan pembelajaran berharga












Comments

Popular posts from this blog

SURAT UNTUK NEDI DI SURGA

“Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar… tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar”.(Mother Teresa) Ketika di sekolah, tiba-tiba aku mendapat telepon dari nomor yang tidak aku kenal. Aku pikir yang telepon adalah agen asuransi yang sering telepon. Hampir tidak mau kuangkat karena baru beberapa hari lalu dapat telepon dari agen asuransi. Aku tetap menerima Telepon tersebut dan ternyata dari seorang teman lama dan dia bertanya hal yang sangat mengagetkan, “kak Godlif, apakah benar kak Nedi meninggal?” …. Dalam hati aku sangat terkejut. Aku langsung mau pastikan dengan bertanya kepada Yeri, teman yang menjadi staf JOY, persekutuan mahasiswa tempat kita bertemu , bertumbuh dan bekerjasama ketika masih di Jogja. Dan dia memastikan bahwa berita itu benar. NEDI MENINGGAL. Butuh waktu untuk benar-benar tenang dan benar-benar sadar bahwa berita kematianmu itu adalah fakta. Berita yang tidak ingin didengar olehku secepat ini... Beri

SEPEDA MOTOR YANG HILANG

Hari Senin di pertengahan Juni 2023 sebenarnya dimulai normal-normal saja. Aku bangun subuh seperti biasa. Setelah sempat tidur lagi, alarm kembali berbunyi pukul 06.15 WIB sesuai dengan settingan yang aku buat setiap hari. Mempertimbangkan aku punya sejarah sakit maag dan bisa jadi aku cukup kelelahan sehingga sering ketiduran walau sempat bangung subuh, aku sengat mengatur alarm di handphoneku setiap jam 06.15 sebagai alarm pengingat untuk segera sarapan. tentunya aku tidak membuat sarapanku sendiri. aku bangun dari kasur tidurku, ke kamar mandi untuk buang air kecil, lalu mengenakan celana panjang dan kaos, memanaskan sepeda motor Revo tuaku (lahir tahun 2012) dan berangkat ke warung kopi langgananku. Hampir setiap hari aku lakukan ritual itu. Alasannya sederhana. Semenjak aku kos di rumah kosku sekarang, warung kopi itulah yang menyediakan segala yang kubutuhkan di pagi hari sesuai dengan ketebalan dompetku. Awal-awal kos, aku "survei" di beberapa warung makan untuk sarap

[TERPAKSA] KUMULAI

Tidak ada yang ingin kumulai. Tetapi terpaksa kumulai. Ada hal yang tidak bisa tidak harus kumulai. Akhir Januari 2023  terkejut karena aku mendapatkan amanah baru di tempat kerjaku, yang beda jauh dengan job description amanahku sekarang. Akhirnya aku [terpaksa] memulai beradaptasi dengan amanah baru itu dengan tetap masih melakukan amanah yang lama sambil menanti rekan kerja baru yang melakukan amanah lamaku. Sampai kapan? Wallahu alam Yang ingin kumulai adalah menikmati amanah baru itu, bisa beradaptasi secepat kilat serta bisa memberi warna berbeda yang positif bagi tempat kerjaku lewat amanahku itu. Soalnya amanah ini mengharuskan aku lebih banyak berinteraksi dengan orang dalam hal-hal sensitif. Itu yang ingin kumulai walau terpaksa memulai amanah baru.  Terpaksa itu jangan selalu dikonotasikan dengan negatif... Ada banyak hal positif baru dirasakan setelah menjalani keterpaksaan. Kalau aku tidak terpaksa jadi kapten tim fun football, maka aku kan nggak ada kesempata