Hari Senin di pertengahan Juni 2023 sebenarnya dimulai normal-normal saja. Aku bangun subuh seperti biasa. Setelah sempat tidur lagi, alarm kembali berbunyi pukul 06.15 WIB sesuai dengan settingan yang aku buat setiap hari. Mempertimbangkan aku punya sejarah sakit maag dan bisa jadi aku cukup kelelahan sehingga sering ketiduran walau sempat bangung subuh, aku sengat mengatur alarm di handphoneku setiap jam 06.15 sebagai alarm pengingat untuk segera sarapan.
tentunya aku tidak membuat sarapanku sendiri. aku bangun dari kasur tidurku, ke kamar mandi untuk buang air kecil, lalu mengenakan celana panjang dan kaos, memanaskan sepeda motor Revo tuaku (lahir tahun 2012) dan berangkat ke warung kopi langgananku.
Hampir setiap hari aku lakukan ritual itu. Alasannya sederhana. Semenjak aku kos di rumah kosku sekarang, warung kopi itulah yang menyediakan segala yang kubutuhkan di pagi hari sesuai dengan ketebalan dompetku.
Awal-awal kos, aku "survei" di beberapa warung makan untuk sarapan. Hanya warung kopi langganaku lah yang ideal bagiku hingga saat ini. Ada nasi bungkus Rp 7.000, ada kopi hitam racikan, free air putih serta bonusnya adalah wifi serta pemandangan segar di pinggir jalan.
Namun, ketika aku melangkahkan kaki ke parkiran kos untuk memanaskan motor pada hari Senin itu, aku baru sadar, kunci motorku tidak ada di saku celana panjangku. Biasanya aku menaruh kunci motorku di situ setelah memarkirkan motorku sambil melangkah kaki ke kamar kosku.
Aku berpikir kunci motorku lupa aku ambil dari motorku kemarin sore setelah pulang ke kos. Jadi aku tetap melangkah dengan tenang menuju motorku. Eh, ternyata tidak kutemukan kunci motorku. Oleh karena tidak ada, aku langsung japri Whatsapp (WA) ke bapak penjaga kosku. Aku berpikir, beliau mengamankan kunci motorku semalam ketika melihat bahwa kunci motorku masih tergantung di motorku.
Sambil menunggu jawaban dari bapak pemilik kos, aku kembali ke kamarku untuk kemudian mencoba mencari kembali di lokasi atau celana yang kuperkirakan aku taruh kunci motorku. Hasilnya masih nihil. Lalu jawaban chat WA dari bapak penjaga kosku juga tidak sesuai harapanku. Dia tidak memegang kunci motorku. "Waduh...di mana ya?", aku bertanya pada diriku sendiri dalam hati.
Mempertimbangkan durasi waktu untuk sarapan sudah semakin menipis, agar tidak terlambat kerja, aku memtutuskan untuk mencari sarapan tidak di warung kopi langganananku yang "cukup jauh" jika ditempuh berjalan kaki. Butuh sekitar 30 menit pergi pulang. Jika aku tetap sarapan di situ, aku bisa jadi terlambat kerja, karena saat itu aku berpikir kalau "sepahit-pahitnya" aku akan jalan kaki, atau mungkin kombinasi naik angkot dan jalan kaki. Tentu butuh waktu lebih untuk itu semua.
Aku berpikir sambil jalan mencari sarapan, aku mungkin ingat lokasi aku menaruh kunci motorku. Atau mungkin pas lagi sarapan, energi terisi, jadi ingat lagi.
Singkat cerita, saat jalan mencari sarapan ataupun saat sarapan, aku tidak ingat sama sekali di mana aku menaruh kunci motorku ketika kemarin sore kembali ke kos.
Akhirnya, aku pasrah, sepertinya aku memang harus melakukan solusi terakhir yaitu jalan kaki sambil mencari angkot yang menuju arah kantorku. Walau sebenarnya itu akan seperti "gambling" karena angkot dari arah kosku bisa jadi bukan ke arah kantorku, tetapi belok ke arah lain di pertigaan jalan. Jika akhirnya angkot itu belok, aku mau tidak mau harus jalan kaki ataupun ya mungkin sambil melihat angkot yang menuju kantorku,
Sesampai di kamar kos, aku segera mandi. Nah, saat mandi itu, terlintas dalam pikiranku untuk mencoba mencari sekali lagi di kamar, mungkin terselip di sajadah atau tumpukan buku dan obat-obatanku.
Keluar dari kamar mandi aku segera mencarinya dan alhamdulillah ternyata kunci motorku terselip di tumpukan bukuku. Alhamdulillah aku tidak perlu berjalan kaki atau naik angkot ke kantor.
Pengalaman "sederhana" kehilangan kunci motorku ini membuatku belajar agar bisa KONSISTEN menyimpan kunci motorku di tempat biasa aku taruh kunci motorku setelah masuk kantor, yaitu di kantor celana panjangku. Aku tidak boleh menunda lagi menaruh kunci motorku di situ agar kejadian yang sama terulang lagi.
Well, memang kehilangan kadang bisa ditemukan kembali dan memberikan pelajaran agar tidak terulang lagi.
Namun tidak semua kehilangan bisa ditemukan kembali. Ada hal-hal yang ketika hilang, mustahil kembali lagi, Salah satunya adalah waktu. Waktu tidak mungkin kembali. Pada akhirnya, bagaimana mengisi waktu untuk tidak disesali itu sangatlah berarti.
Hanya saja, itu sebenarnya hanyalah teori menurutku. Pada akhirnya, kita sendiri yang memutuskan untuk tidak menyelesai waktu yang hilang karena jika melihat idealisme pribadi atau pengalaman orang lain, kita bisa dipaksa menyesal dengan pilihan kita atas apa yang kita lakukan pada waktu ini. Padahal yang tidak mungkin ada kesempurnaan dalam mengisi waktu.
Yang terpenting adalah tidak menyesali apa yang kita lakukan dengan sadar bahwa kita lakukan hanya dengan segala keinginan membawa kebahagiaan mulai dari diri kita. Jika akhirnya bisa membahagiakan orang lain itu mah bonus. Utamanya membuat diri sendiri bahagia. Membuat orang lain bahagia tetapi kita tidak bahagia yang jangan dipiih.
Ini opiniku yang pastinya debatable ya. Jika ada opini atau prinsip lain, monggo. Saya hargai dan terima. Saya tidak ingin menghakimi atau merasa lebih baik dari opini atau prinsip yang berbeda. Setiap kita punya perbedaan dan juga persamaan yang tidak akan selesai jika harus diperdebatkan.
Lebih baik mengisi waktu untuk menikmati hidup dan bahagia.
Sekian.
Comments
Post a Comment