Satu hari Minggu di bulan Oktober 2022 yang luar biasa.
Mengapa luar biasa?
Ceritanya sudah lama sebenarnya. Hanya aku selalu menunda untuk menulisnya. Semangat untuk menulis jujur berkurang sangat signifikan karena beberapa faktor. Dua faktor utama yang paling berkaitan adalah saat ini aku dalam kondisi tidak memiliki laptop yang bisa digunakan.
Laptop yang aku beli dari uang dukungan beberapa orang ternyata bermasalah dan harus diganti keyboard-nya. Dana untuk mengganti keyboard lumayan besar bagiku, yaitu sekitar setengah juta alias Rp 500.000.
Faktor kedua adalah yang berkaitan dengan faktor pertama aku sedang dalam kondisi finansial yang sebenarnya minus. Hal ini memengaruhi penundaan servis laptopku serta beberapa kebutuhanku yang lain.
Namun, di tengah kondisi-ku yang tidak baik-baik saja, ada banyak pelajaran hidup yang aku dapatkan dan itu menjadi "rezeki" bagiku.
Salah satunya adalah cerita di bulan Oktober 2022 lalu. dalam satu hari, ada beberapa pengalaman yang tidak pernah aku pikirkan namun membuat aku yang penuh dosa ini bersyukur.
Pada hari itu, aku bisa potong rambut tanpa harus membayar. Bahkan bapak tersebut info kalau selanjutnya ya datang saja ke rumah kalau mau potong. Tidak akan dikenakan biaya. Lalu, ketika mau pulang istrinya memberikan nasi kotak kepadaku yang membuatku tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makan malam lagi.
Sebelum datang ke rumah bapak tersebut untuk potong rambut, aku sempatkan cuci motor di arah jalan menuju rumah bapak tersebut. sambil menunggu motor dicuci, aku berbincang dengan bapak pemilik tempat cuci motor sekaligus warung kopi. Beliau ternyata berasal dari Madura, bukan asli Sidoarjo. Dia bertanya di mana aku bekerja. Ketika aku menjelaskan tempat kerjaku dan menginformasikan bahwa beberapa waktu lalu aku juga diutus tempat kerjaku ke daeerah asalnya, dia terkagum-kagum dan mengapresiasi tugasku.
Singkat cerita, ketika motorku sudah selesai dicuci dan aku mau bayar, dia bilang, cukup Rp 12.000 dari seharusnya Rp 15.000. Ada potongan karena dia senang mendengar pekerjaanku. Wah, rezeki memang tidak pernah diduga. Lewat rangkaian rezeki pada hari itu, aku bisa hemat uangku. Sangat tertolong di tengah kondisi finansialku saat ini.
Saat sedang memotong rambutku, Pak Slamet, nama bapak berhati mulia yang memotong rambutku membicarakan tentang "filosofi rezeki" versinya. Dia menjelaskan bahwa rezeki dari Allah itu bisa dari mana saja. Bisa dari utara, dari selatan atau dari arah yang tidak kita pernah duga. Yang penting kita berjuang untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan dan menerima saja tawaran rezeki yang bisa kita kerjakan.
Intinya jangan bergantung pada satu arah rezeki. Jika memungkinkan, carilah rezeki dari arah-arah lain yang berbeda untuk antisipasi jika satu arah tertutup, masih ada rezeki dari yang lain.
Super istimewa. Filosofi rezeki yang menginspirasiku secara pribadi. Aku bersyukur pada hari itu aku mendapatkan banyak rezeki yang tidak terduga.
Comments
Post a Comment